PINRANG, - Perjalanan spiritual yang dialami Rasulullah ketika diberangkatkan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dalam satu malam di lanjutkan dengan perjalanan Nabi dari Masjidil Aqsa naik menuju langit ketujuh untuk menerima perintah sholat lima waktu dikenal dengan istilah Isra'MI'raj.
Olehnya itu sebagai umat Nabi besar Muhammad SAW untuk merayakan isra mi'raj hukumnya diperbolehkan bahkan dianjurkan jika tujuannya murni karena Allah dan cinta pada Rasulullah.
Dari pantauan awak media, tampak terlihat Kapolres Pinrang AKBP Santiaji Kartasasmita, S.I.K bersama ibu ketua Bhayangkari Cabang Pinrang Ny.Renzy Santiaji serta para pejabat utama Polres Pinrang dan personil serta pengurus Bhayangkari cabang Pinrang melaksanakan kegiatan Isra'M'iraj di masjid Nurul Khair Polres Pinrang dengan mengangkat tema " Dengan Semangat Isra'M'Iraj, Menguatkan Keimanan, Ketaqwaan Dan Solidaritas Guna Mewujudkan Polri Presisi." 24/02/2023) siang.
Kapolres Pinrang AKBP Santiaji Kartasasmita dalam sambutannya pada perayaan Isra'M'Iraj ini mengatakan, pada kegiatan perayaan Isra'MI'raj saat ini ada 5 (Lima) hal penting anjuran amalan yang harus kita lakukan dalam Isra'M'Iraj diantaranya, amalan puasa, bacaan Doa pagi dan petang, banyak - banyak berdoa, kegiatan zikir menjelang hari Isra Miraj, amalan sholat sunnah dan memperbanyak Istighfar serta tetap mengingat Allah SWT."
Lanjut kata Kapolres, khusus kepada para personil Polres Pinrang dan Polsek jajaran Polres Pinrang yang hadir pada kesempatan ini agar kiranya ikut mempedomani apa yang semestinya di lakukan dalam kehidupan sehari - hari dengan memperbanyak amal ibadah serta bersedekah kepada orang - orang yang kurang mampu untuk bekal amal ibadah kita diakhirat nanti."
Terakhir Kapolres Pinrang mengatakan, setelah kegiatan perayaan Isra'M'Iraj ini, sebagai umat islam nantinya akan di laksanakan rutinitas doa dan dzikir bersama di masjid Nurul Khair Polres Pinrang pada malam jumat setelah sholat Magrib secara berjamaah untuk para pejabat utama Polres Pinrang serta Kapolsek jajaran Polres Pinrang dan personil personil Polres Pinrang yang beragama Islam."
Sementara itu Ustadz Firmansyah selaku pembawa ceramah hikmah Isra'Mi'raj mengatakan, Peristiwa Isra'Mi'raj adalah peristiwa perjalanan malam panjang yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dimana perjalanan malam ini berlangsung pada 27 Rajab taun 621 M atau tahun ke-10 dari kenabian beliau."
Isra’Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW." Jelasnya.
Dari ajaran langit tersebut, terdapat nilai-nilai signifikan bagi sebuah kepemimpinan. Pertama, sebagaimana tercermin dari ayat yang mengemukakan peristiwa Isra' Mi'raj, yang dimulai dengan ''Tasbih'', juga peristiwa pembersihan dada Nabi dengan air zamzam ditambah dengan wudhu, maka dalam sebuah kepemimpinan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga integritas moral. Dalam konteks keindonesiaan, hal ini dapat diwujudkan dengan reformasi moral (revolusi mental) yang dimulai dari tingkat aparaturnya."
Kedua kata dia, selain integritas moral (akhlaqul karimah), yang tidak kalah pentingnya adalah belajar kepada sejarah. Ia bisa berupa nilai-nilai yang berkenaan dengan masa lampau, dapat pula berupa pengalaman dari orang per-orang yang pernah menjalankan sebuah kepemimpinan.
Dengan demikian kontinuitas kesejarahan dapat terus dipertahankan dan dikembangkan. Dalam ungkapan kaidah fiqh, ''Memelihara nilai lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik'' (Al-muhafazah 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhzu bi al-jadid al-ashlah).
Ketiga, dengan integritas moral serta nilai-nilai kesejahteraan itu, diharapkan sebuah kepemimpinan dapat berjalan dengan benar dan tidak mudah terpincut godaan, sebagaimana teladan Nabi ketika melakukan Mi'raj-nya." Beber Ustadz Firmansyah.
Kepemimpinan yang demikian hanya dimungkinkan, manakala seluruh aparaturnya tegak lurus dalam melaksanakan keadilan (al-'adallah), dengan didasari oleh nilai-nilai persamaan di muka hukum (al- musawwah). Hal ini pun akan dapat berjalan baik, manakala aparatur tersebut bersikap konsisten dan disiplin (istiqamah), dapat dipercaya (amanah) serta mau merundingkan segala persoalan yang menyangkut kepemimpinan - secara bersama (musyawarah).
Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, yakni jangan sampai ia berlagak atau bersikap sok pintar atau merasa paling tahu terhadap semua urusan (tanatthu').
Terhadap yang dipimpin jangan sampai mempersulit (tasydid), dan kebijakannya tidak melewati batas kemampuan yang ada (ghuluw), baik bagi yang dipimpin atau pun sang pemimpin itu sendiri.
Keempat, hendaknya kebijakan seorang pemimpin membumi kepada hati dan kebutuhan (rakyat) yang dipimpinnya. Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, hal itu telah diteladankan Nabi saw, ketika beliau sudi kembali (turun) ke bumi setelah bertemu Allah. Padahal pertemuan dengan Allah-lah cita-cita dan tujuan umat manusia, terlebih kaum sufi (para ''pencari Tuhan'').
Kembalinya Rasulullah ini dimaksudkan untuk menyelamatkan nasib umat manusia (rahmatan lil'alamin). Maka dalam konteks ini, kebijakan yang membumi, mutlak diperlukan. Sebagaimana kaidah fiqh yang mengatakan, ''Kebijakan pemimpin itu akan senantiasa berlandaskan pada kemaslahatan untuk rakyat'' (Tasharrufu al-imam 'ala ar-raiyyah manutun bi al-mashlahah).
Kelima atau yang terakhir kata dia, amanat Rasulullah SAW untuk menegakkan sholat, pada dasarnya merupakan suatu simbolisme yang mengajarkan prinsip kepemimpinan, yakni pola hubungan antara hamba (manusia) kepada Tuhannya dan antara manusia dengan sesamanya.
Dalam ajaran sholat, seseorang yang hendak melaksanakannya, diwajibkan terlebih dahulu berwudlu atau dalam keadaan suci. Pelaksanaan sholat itu sendiri, dimulai dengan mengagungkan Asma Allah (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan doa keselamatan bagi segenap umat manusia (salam)." Tutup Ustadz Firmansyah mengakhiri ceramah makna Isra'M'Iraj bersama bapak Kapolres Pinrang di masjid masjid Nurul Khair Polres Pinrang Polda Sulsel." (73N9).
Publis : Ros