INTELPOS_ONLAIN, SIDRAP — Tim penilai dari Pusat Teritorial TNI Angkatan Darat (Pusterad) melakukan peninjauan sekaligus penanaman serentak di persawahan Desa Tanete, Kecamatan Maritenggae, Sidrap, Jum’at, 28 April 2017.
Tim yang dipimpin oleh Kolonel Infantri Sugiono didampingi Letkol Inf Suhartono, Mayor CZI (K) Windi dan Pabandya Puan Ter Kodam XIV/ Hasanuddin Mayor Inf Agussalim meninjau lokasi tersebut dalam rangka penilaian Bina Teritorial (Binter) tingkat utama yang diikuti Kodim 1420 Sidrap mewakili Kodam XIV Hasanuddin.
Kolonel Infantri Sugiono kagum melihat sektor pertanian di Sidrap yang merupakan pemasok beras terbesar di Indonesia bagian timur.
“Di Indonesia Timur itu, penyuplai terbesar beras adalah Sulawesi Selatan dengan pemasok tertinggi dari Sidrap. Artinya, khusus di Indonesia Timur, Sidrap lah yang menjadi pemasok beras terbesar. Sidrap tetap dan kokoh sebagai kabupaten Lumbung beras,” ucapnya.
Menurutnya, Kodim 1420 Sidrap bisa meraih juara dalam Binter Kodim Madya sebagai terbaik III tingkat Nasional pada tahun 2015 lalu karena mampu menunjukkan program-program unggulan dalam hal ketahanan pengan dan mampu melakukan pencetakan sawah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Sidrap, Amiruddin Syam didampingi Dandim 1420 Sidrap, Letkol Infantri Eko Paskah Hari Suci mengklaim bahwa Sidrap selalu melebih target swasembada beras.
Menurutnya, program Upaya Khusus (Upsus) di Sidrap ada dua yakni Padi dan Jangung. “Sidrap tahun ini diberikan target penyerapan gabah sebesar 189 ribu ton. Mudah-mudahan berkat kerjasama Kodim 1420 Sidrap kita bisa mencapainya hingga akhir tahun,” ucapnya.
Ia mengatakan, bahwa di Sidrap petani menggunakan tiga sistem tanam yaitu Tabur Benih Langsung (Tabela), Tanaman Pinda (Tapin), dan Transplanter. Namun yang lebih diunggulkan adalah sistem Tapin dengan menggunakan jarak legowo 2-1.
Lebih jauh, Aminruddin menjelaskan prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan.
“Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT),” ucapnya.
Sistem tanam jajar legowo, katanya merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong.
Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi.
“Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir),” ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah selain menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 persen yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.
Selain itu, dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong atau lorong, dan lain sebagainya.
“Mudah-mudahan dengan adanya bantuan dari Kodim 1420 Sidrap, kita bisa melebihi target swasembada pangan tahun ini,” tutup Amiruddin.
Sumber: Fajar / Tribun