Jakarta - Atas permintaan pihak keluarga, kasus tewasnya empat WNI dalam baku tembak dengan kepolisian Malaysia akan diteruskan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur ke jalur hukum. Sistem hukum Malaysia menfasilitasi dilakukan proses hukum terhadap kerja aparat hukum yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Sesuai dengan sistem hukum di Malaysia, ada pengadilan inquest dalam kasus penegak hukum yang dalam operasinya menyebabkan korban jiwa," kata Atase Imigrasi KBRI di Malaysia, Dino Nurwahyudin, melalui telepon, Senin (14/10/2013).
Untuk keperluan maju ke proses hukum, KBRI menyertakan seorang pengacara untuk mendampingi wakil keluarga melakukan identifikasi fisik kepada jasad empat WNI yang polisi duga terlibat tindak perampokan. Proses identifikasi fisik itu dihadiri pula oleh Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno.
"Jasad relatif bersih (dari bekas tembakan -red). Nanti kita mintakan hasil forensik, post mortum dan laporan lengkap polisi. Mungkin dalam satu atau dua bulan lagi (proses hukum dimulai -red)," papar Dino.
Permintan agar kasus penembakan itu dibawa ke proses hukum diajukan oleh keluarga WNI atas nama Wahyudi (28), Hery Setiawan (33) dan Ikroniansyah (25). Mereka yakin ketiganya di Malaysia bekerja secara halal, bukan perampok seperti yang polisi Malaysia duga.
"Disebutkan mereka bekerja di bidang kontruksi, berangkat ke KL kalau ada pekerjaan dan pulang ke Batam setelah proyek selesai. Mereka asal Sumbawa dan tinggal di Batam. Masuk ke Malaysia dengan visa wisata," sambung Dino.
Empat WNI yang tewas itu atas nama Hafat (42), Wahyudi (28), Hery Setiawan (33) dan Ikroniansyah (25). Mereka tewas dalam baku tembak melawan polisi yang menyergap terkait dugaan kasus perampokan sebuah rumah pada Jumat (11/10/2013) lalu. Di dalam data polisi Malaysia terdapat data sidik jadi Hafat dan catatan tentang Geng Hafat.
Upaya maju ke proses hukum ini tidak ditempuh oleh keluarga tiga WNI yang pada Rabu (9/10/2013) lalu tewas ditembak polisi dalam kasus perampokan nasabah bank. Tiga WNI ini tewas dalam baku tembak yang terjadi setelah berkejar-kejaran dengan patroli polisi.
"Keluarga minta agar cepat saja dipulangkan dan dimakamkan di Palembang. Apa pun pertimbangan dan permintaan keluarga, kami akan fasilitasi sepanjang sesuai dengan sistem berlaku di Malaysia," jelas Dino.detik
"Sesuai dengan sistem hukum di Malaysia, ada pengadilan inquest dalam kasus penegak hukum yang dalam operasinya menyebabkan korban jiwa," kata Atase Imigrasi KBRI di Malaysia, Dino Nurwahyudin, melalui telepon, Senin (14/10/2013).
Untuk keperluan maju ke proses hukum, KBRI menyertakan seorang pengacara untuk mendampingi wakil keluarga melakukan identifikasi fisik kepada jasad empat WNI yang polisi duga terlibat tindak perampokan. Proses identifikasi fisik itu dihadiri pula oleh Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno.
"Jasad relatif bersih (dari bekas tembakan -red). Nanti kita mintakan hasil forensik, post mortum dan laporan lengkap polisi. Mungkin dalam satu atau dua bulan lagi (proses hukum dimulai -red)," papar Dino.
Permintan agar kasus penembakan itu dibawa ke proses hukum diajukan oleh keluarga WNI atas nama Wahyudi (28), Hery Setiawan (33) dan Ikroniansyah (25). Mereka yakin ketiganya di Malaysia bekerja secara halal, bukan perampok seperti yang polisi Malaysia duga.
"Disebutkan mereka bekerja di bidang kontruksi, berangkat ke KL kalau ada pekerjaan dan pulang ke Batam setelah proyek selesai. Mereka asal Sumbawa dan tinggal di Batam. Masuk ke Malaysia dengan visa wisata," sambung Dino.
Empat WNI yang tewas itu atas nama Hafat (42), Wahyudi (28), Hery Setiawan (33) dan Ikroniansyah (25). Mereka tewas dalam baku tembak melawan polisi yang menyergap terkait dugaan kasus perampokan sebuah rumah pada Jumat (11/10/2013) lalu. Di dalam data polisi Malaysia terdapat data sidik jadi Hafat dan catatan tentang Geng Hafat.
Upaya maju ke proses hukum ini tidak ditempuh oleh keluarga tiga WNI yang pada Rabu (9/10/2013) lalu tewas ditembak polisi dalam kasus perampokan nasabah bank. Tiga WNI ini tewas dalam baku tembak yang terjadi setelah berkejar-kejaran dengan patroli polisi.
"Keluarga minta agar cepat saja dipulangkan dan dimakamkan di Palembang. Apa pun pertimbangan dan permintaan keluarga, kami akan fasilitasi sepanjang sesuai dengan sistem berlaku di Malaysia," jelas Dino.detik