Jakarta INTELPOS - Mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, yang kini menjadi terpidana kasus korupsi, menyebut sembilan pelaku yang terlibat korupsi dalam proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik atau e-KTP.
"Inisialnya SN, AU. Dari DPR, MM, Olly DK, MA. Dari pelaksananya AN, terus AS, termasuk Nazaruddin juga terlibat. Terus GA, EG," kata pengacara Elza Syarief mengutip pernyataan kliennya, Nazaruddin, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Selasa.
Elza mengatakan Nazaruddin sedang diperiksa Tim Penyidik KPK soal proyek pengadaan e-KTP selain proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) Hambalang, dan pembangunan Gedung MK dan Gedung Diklat Mahkamah Konstitusi.
"Semua bukti-bukti sudah rapi, tapi kasusnya masih dalam penyelidikan. Jadi memang cukup besar penggelembungannya dari proyek e-KTP. Kan proyeknya 2,5 tahun yang 45 persen nilai penggelembungannya," kata Elza.
Elza mengatakan Nazaruddin diperiksa Tim Penyidik KPK selama tiga hari sejak Senin (26/8) hingga Rabu (28/8).
"Ya proyeknya kan seluruhnya ada sekitar 20 proyek. Dua belas proyek ini yang masih diproses, yang delapan proyek nanti, kalau sudah pergantian pemerintahan, dekat-dekat 2014," kata Elza tentang data dugaan korupsi dalam 12 proyek di DPR yang disampaikan Nazaruddin.
Dalam dokumen yang dibawa Elza saat keluar dari Gedung KPK, tampak bagan yang menunjukkan hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi proyek e-KTP.
Pihak-pihak yang tampak dalam dokumen Elza yaitu Andi Narogong dan Nazaruddin dalam kotak berjudul "Pelaksana" dengan anak panah ke kotak berjudul "Boss Proyek e-KTP" yang berisi nama Novanto dan Anas Urbaningrum.
Kotak bagan "Boss Proyek e-KTP" itu bertanda panah ke tiga kotak bagan.
Kotak pertama berjudul "Ketua/Wakil Banggar yang terlibat menerima dana" berisi nama (1) Mathias Mekeng USD 500 ribu, (2) Olly Dondo Kambe USD 1 juta, dan (3) Mirwan Amir USD 500 ribu.
Kotak kedua berjudul "Ketua/Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang terlibat menerima dana" berisi nama (1) Haeruman Harahap USD 500 ribu, (2) Ganjar Pranowo USD 500 ribu, dan (3) Arief Wibowo USD 500 ribu.
Sementara kotak ketiga yang tidak berjudul berisi nama (1) Mendagri (Gamawan/Anas), (2) Sekjen (Dian Anggraeni), (3) PPK (Sugiarto), dan (4) Ketua Panitia Lelang (Drajat Wisnu S).ANTARA
"Inisialnya SN, AU. Dari DPR, MM, Olly DK, MA. Dari pelaksananya AN, terus AS, termasuk Nazaruddin juga terlibat. Terus GA, EG," kata pengacara Elza Syarief mengutip pernyataan kliennya, Nazaruddin, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Selasa.
Elza mengatakan Nazaruddin sedang diperiksa Tim Penyidik KPK soal proyek pengadaan e-KTP selain proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) Hambalang, dan pembangunan Gedung MK dan Gedung Diklat Mahkamah Konstitusi.
"Semua bukti-bukti sudah rapi, tapi kasusnya masih dalam penyelidikan. Jadi memang cukup besar penggelembungannya dari proyek e-KTP. Kan proyeknya 2,5 tahun yang 45 persen nilai penggelembungannya," kata Elza.
Elza mengatakan Nazaruddin diperiksa Tim Penyidik KPK selama tiga hari sejak Senin (26/8) hingga Rabu (28/8).
"Ya proyeknya kan seluruhnya ada sekitar 20 proyek. Dua belas proyek ini yang masih diproses, yang delapan proyek nanti, kalau sudah pergantian pemerintahan, dekat-dekat 2014," kata Elza tentang data dugaan korupsi dalam 12 proyek di DPR yang disampaikan Nazaruddin.
Dalam dokumen yang dibawa Elza saat keluar dari Gedung KPK, tampak bagan yang menunjukkan hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi proyek e-KTP.
Pihak-pihak yang tampak dalam dokumen Elza yaitu Andi Narogong dan Nazaruddin dalam kotak berjudul "Pelaksana" dengan anak panah ke kotak berjudul "Boss Proyek e-KTP" yang berisi nama Novanto dan Anas Urbaningrum.
Kotak bagan "Boss Proyek e-KTP" itu bertanda panah ke tiga kotak bagan.
Kotak pertama berjudul "Ketua/Wakil Banggar yang terlibat menerima dana" berisi nama (1) Mathias Mekeng USD 500 ribu, (2) Olly Dondo Kambe USD 1 juta, dan (3) Mirwan Amir USD 500 ribu.
Kotak kedua berjudul "Ketua/Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang terlibat menerima dana" berisi nama (1) Haeruman Harahap USD 500 ribu, (2) Ganjar Pranowo USD 500 ribu, dan (3) Arief Wibowo USD 500 ribu.
Sementara kotak ketiga yang tidak berjudul berisi nama (1) Mendagri (Gamawan/Anas), (2) Sekjen (Dian Anggraeni), (3) PPK (Sugiarto), dan (4) Ketua Panitia Lelang (Drajat Wisnu S).ANTARA
Tags
Internasional