Kalau kita sudah tahu tujuannya apa dari Kurikulum 2013 itu, jangan ditolak dulu karena ini tujuannya untuk membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya, yang siap untuk menerima estafet kepemimpinan pada 2045 atau pada seabad kemerdekaan Republik Indo
Jakarta IntelPos.com - Ibu Ani Yudhoyono meminta agar para guru tidak terlalu cepat menolak kurikulum pendidikan 2013 sebelum memahaminya mengingat kurikulum tersebut bertujuan untuk menciptakan manusia Indonesia yang seutuhnya.
"Kalau kita sudah tahu tujuannya apa dari Kurikulum 2013 itu, jangan ditolak dulu karena ini tujuannya untuk membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya, yang siap untuk menerima estafet kepemimpinan pada 2045 atau pada seabad kemerdekaan Republik Indonesia," kata Ibu Ani di Jakarta, Selasa.
Hal itu dikemukakan oleh Ibu Ani di Istana Negara, Jakarta, saat menerima para guru berdedikasi dari daerah khusus dan guru pendidikan khusus tingkat nasional 2013.
Ia menjelaskan bahwa kurikulum baru itu telah dirancang untuk menyiapkan generasi masa depan yang memiliki keutuhan kompetensi baik dari segi ketrampilan, pengetahuan dan etika.
Kepada 66 guru berdedikasi yang berasal dari daerah khusus di 33 provinsi di Indonesia dan 33 guru pendidikan khusus, Ibu Ani berpesan agar mereka manfaatkan waktu selama di Jakarta untuk mempelajari Kurikulum 2013 itu.
"Saya kira (jika ada yang bingung itu) karena belum paham, mudah-mudahan dengan penjelasan terus menerus dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) InsyaAllah kebingungan itu akan sirna," katanya.
Ibu Ani juga menyampaikan pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar para guru ikut menyukseskan program pendidian menengah universal serta kurikulum yang tepat yang mulai diberlakukan pada 2013/2014.
"Bapak dan ibu adalah pelaku yang dapat mengubah jalannya sejarah. Ini demi masa depan anak-anak kita, masa depan bangsa kita tercinta," ujarnya.
Pada kesempatan itu secara simbolis Ibu Ani menyerahkan buah tangan kepada empat perwakilan guru yaitu dua wakil guru daerah khusus, yaitu Nurhayati Abdullah A.Ma dari SDN Gorua, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, dan Abd Rachman, SPd dari SDN Kokop I, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, serta dua wakil guru pendidikan khusus yaitu Nurjani, SPd dari SLB-B Dharma Asih, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan Dra Lifya dari SLB Wacana Asih, Kota Padang, Sumatera Barat.
Buah tangan untuk masing-masing guru itu terdiri atas antara lain tabungan senilai Rp1 juta yang diambil dari gaji ke-13 Presiden Yudhoyono, tabungan Rp5 juta dari BRI, tabungan Rp3 juta dari Bank Mandiri, tabungan Rp2,5 juta dari Bank Jawa Barat, dan bantuan Rp500 ribu dari Kadin.
Para guru tersebut juga menerima beragam buku, cinderamata dari Dekranas dan Istana serta peralatan mengajar dari Jamsostek.